Kemudian di awal kariernya, Jenderal Parman mengikuti kegiatan
kemiliteran dengan masuk dan ikut dalam kegiatan TKR yang dibentuk
setelah kemerdekaan dari Indonesia. Desember 1945, jenderal diangkat
menjadi salah satu staf di Markas Besar di Yogyakarta sebagai Kepala
Staf Polisi Tentara. Kemudian jenderal melakukan perang geriliya dalam
melawan penjajah pada Agresi Militer II untuk melawan Belanda. Kemudian
di bulan Desember 1949 ia pun dipindah tugaskan di Jakarta Raya untuk
menjabat bagian kepala staf Gubernur kemiliteran. Dan salah satu
pencapaian yang ia raih adalah pembongkar rahasia dari gerakan Angkatan
Perang yang bernama Ratu Adil (APRA). Kegiatan pembongkaran tersebut
dipimpin oleh Westerling di Jakarta. Maret 1950, jenderal Parman
kemudian diangkat sebagai Kepala Statf G, lalu dikirim ke Negara AS
untuk mengikuti adanya pendidikan baru yang bernama Military Police
School. Dalam biografi Letnan Jenderal Siswondo Parman, ia lalu
ditugaskan di bagian Kementrian Pertahanan setelah kembali dari AS. Ia
diangkat menjadi atasan militer Negara RI di London, dan tahun 1959 di
Inggris. Tahun 1964 ia lalu ditugaskan sebagai Asisten I dari panglima
atau menteri bagian AD (angkatan darat) dengan memperoleh Pangkat Mayor
Jenderal.
Dengan pangkatnya tersebut, ia juga sangat dekat dengan presiden Soekarno dan ia merupakan intelejen yang mengetahui akan rencana PKI dalam membentuk angkatan kelima. Ia lalu dimusuhi oleh para perwira PKI yang mana pada saat itu pengaruh dari pasukan PKI sangat marak untuk para petani dan buruh dari Indonesia. Akhirnya, jenderal pun bersama dengan pasukan AD bersepakat akan menolak dari pembentukan angkatan kelima tersebut. Jenderal Parman pun kemudian disengiti oleh para pasukan PKI dan menjadi sasaran penculikan serta pembunuhannya. Tanggal 1 Oktober 1965 ia pun telah dibunuh dan jasadnya di buang di sumur tua daerah Lubang Buaya. Kemudian ia pun dimakamkan di taman makam pahlawan daerah Kalibata dan gugur sebagai pahlawan revolusi dengan pangkat Letnan Jenderal. Itulah sekilas tentang biografi Letnan Jenderal Siswondo Parman, semoga informasi serta wacana diatas dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Dengan pangkatnya tersebut, ia juga sangat dekat dengan presiden Soekarno dan ia merupakan intelejen yang mengetahui akan rencana PKI dalam membentuk angkatan kelima. Ia lalu dimusuhi oleh para perwira PKI yang mana pada saat itu pengaruh dari pasukan PKI sangat marak untuk para petani dan buruh dari Indonesia. Akhirnya, jenderal pun bersama dengan pasukan AD bersepakat akan menolak dari pembentukan angkatan kelima tersebut. Jenderal Parman pun kemudian disengiti oleh para pasukan PKI dan menjadi sasaran penculikan serta pembunuhannya. Tanggal 1 Oktober 1965 ia pun telah dibunuh dan jasadnya di buang di sumur tua daerah Lubang Buaya. Kemudian ia pun dimakamkan di taman makam pahlawan daerah Kalibata dan gugur sebagai pahlawan revolusi dengan pangkat Letnan Jenderal. Itulah sekilas tentang biografi Letnan Jenderal Siswondo Parman, semoga informasi serta wacana diatas dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
PENDIDIKAN
- HIS (Hollandsch Inlandsche School) di Wonosobo
- MULO (Meer Uitgebried Lager Onderwijs) di Yogyakarta
- AMS (Algemeene Middelbare School)
- Sekolah Tinggi Kedokteran (STOVIA) di Jakarta
- Sekolah Tinggi Hukum
KARIR
- Awal karier militer S. Parman dimulai dengan mengikuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Lalu pada akhir bulan Desember 1945, ia diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi (PT) di Yogyakarta.
- Di bulan Desember 1949 setelah Agresi Militer II Belanda, ia ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya.
- Sebelum dikirim di Amerika untuk mengikuti pendidikan di Military Police School, ia diangkat menjadi Kepala Staf G.
- Setelah ia kembali dari AS, ia ditugaskan di Kementrian Pertahanan untuk kemudian diangkat menjadi Atase Militer RI di London, Inggris tahun 1959. Lima tahun kemudian yaitu pada tahun 1964, ia diserahi tugas sebagai Asisten I Menteri / Panglima Angkatan Darat (Men / Pangad) dengan pangkat Mayor Jenderal
PENGHARGAAN
- Siswondo Parman alias S. Parman mendapatkan gelar kehormatan sebagai Pahlawan Revolusi
Post Comment